Minggu, 25 Maret 2012

oohh tidaak cintaku terlambat

Trontongtongtong.. pagi-pagi si vespa orange kesayanganku sudah menyemburkan asap dan suara yang cukup merdu atau lebih terkenalnya menyebarkan suara bising di perumahanku setiap pagi. “maa, Reva  berangkat dulu ya.”teriakku pagi itu sambil tergesa-gesa mengambil helm di atas mobil kesayangan papaku. “aduh, iya hati-hati ya jangan ngebut-ngebut ntar vespa kamu mogok lagi.”pesan mama khawatir sambil di tangan kanan mama membawa panci. “iya ma tenang aja, Reva udah telat nih. Assalamualaikum”kataku sambil melihat jam tangan hitam yang berada di tanganku.
Huh, pagi ini aku terlambat 50 detik dari biasanya, maklum setiap pagi aku harus mengikuti angkutan kota berwarna biru yang ngebutnya mengalahkan pembalap kelas kakap. Aku menyetir si orange dengan ganas, tanpa kupedulikan mesin si sepeda motor tua ini.”naah itu dia, syukur dia baru saja naik.”kataku sambil menambah kecepatan vespaku. Tiba-tiba si vespa mogok lagi dan lagi. “ahh sial ni vespa kenapa selalu mogok di saat kaya gini.” Kataku sebal sendiri di pinggir jalanan yang setiap pagi tidak pernah terlihat sepi.
            Ya nasibku pagi ini harus datang terlambat untuk ke1000kalinya gara-gara vespa menyebalkan ini. Aku harus pergi ke bengkel untuk memperbaiki vespaku, untung saja aku selalu mogok di tempat yang sama yaitu jalan berbatu di depan supermarket. “terlambat lagi ya”kata seorang yang berada dibelakangku lantas tersenyum datar. “eh, kamu.” Jawabku bingung sambil membalikan badan ke kanan ke kiri ke belakang, iya ini kebiasaan burukku saat aku ketemu dia. “jangan suka terlambat, ga baik perepmuan suka telat, udah buruan masuk kelas.”katanya datar seraya meninggalkan aku. Ohmen, baru kali ini dia mengajakku bicara. Aku heboh dan menari-nari sendiri di depan ruang guru . Tanpa aku sadar kalo udah sebagian isi ruang guru melihatku. “heh, kamu lagi sudah segera masuk, terlambat kok malah atraksi.”kata seorang guru. Aku tersenyum sungkan, dan aku langsung berlari menuju kelas.
            “pasti kamu terlambat gara-gara menegjar bagas lagi ya?”ungkap Vira saat itu.”hehhehe” aku hanya bisa tertawa.”kamu itu sudah tau vespa kamu tidak bisa di ajak ngebut, masih saja di kejar.”kata Vira.  
            Semenjak aku tertarik dengan bagas aku selalu bertingkah aneh, jadi suka pergi ke toko buku padahal seumur aku hidup ga pernah sudi pergi ke toko buku, jadi suka baca komik, jadi suka pedekate sama sopir angkot dan paling penting jadi suka terlambat. Sudah setahun terakhir ini aku diam-diam menyimpan rasa dengan dia, dia yang sangat dingin, cuek dan menyebalkan, entah apa yang membuat aku suka, mungkin lesung pipinya. “vir, menurut kamu aku harus berbuat bagaimana lagi, udah 197628 cara aku lakuin dan hasilnya MINUS!” Curhatku ketika aku sedang duduk di kedai kopi favoritku dan vera. “hmm, kalo kamu mah bukan nol lagi tapi udah minus malah.haha.” kata vira senang. “yee malah diketawain, tigaribuserius nih.”kataku sebal. “haha iya iya, gimana kalo kamu jujur apa adanya ke dia kalo kamu suka sama dia. Ini jalan terakhir yang harus kamu tempuh.” Kata vera yakin.” WHAT THE FAK? Aku harus ngaku gitu, kalo aku suka sama dia ? haa gila aja, mana harga diriku sebagai seorang wanita super.” Kataku mengelak. “heh, gengsimu sih kegedean, kalo ga mau sih itu urusanmu, aku kan hanya menyarankan” kata vira.
            Aku pun akhirnya memilih cara vira. Tanggal 14 januari aku mengajaknya bertemu di toko buku yang jadi tempat favoritnya. Aku mengajaknya lewat sms. Aku telah membeli boneka ikan kesukaannya. Aku deg-deg an dan jadi salah tingkah sendiri. Aku takut aku belum bilang sudah di tolak mentah mentah. 1 jam aku menunggunya di toko buku sampai hampir menghabiskan tiga gelas kopi, tapi dia tak kunjung datang. Hingga kuputuskan untuk pulang karena hujan mulai turun. Aku menangis di atas vespa orangeku. Ternyata aku cengenng juga.
            Seminggu setelah kejadian itu, aku sudah bertekat untuk perlahan melupakan dia. Setiap aku bertemu aku pura-pura tak melihat, tapi aku tak bisa berbohong aku merindukannya. Sore ini mulai gerimis, aku berlari menuju parkiran sepeda, tiba-tiba saja bagas menghampirikiku. “nanti sore aku tunggu kamu di toko buku” kata bagas sambil tersenyum dan langsung meninggalkan aku yang bengong dan sedang dibuat melayang olehnya. Aku tak percaya.
            Jam 5 sore kita bertemu di toko buku yang berubah menjadi tempat favoritku juga. Aku sengaja datang lebih awal, dengan alsan agar lebih siap. Tiba-tiba saja dia datang dengan menggunakan kemeja bewarna biru dongker. Subhanalah tampan sekali dia. “hey, udah lama nunggu?” suara bagas menyadarkanku dari lamunan. “oh. Engga kok aku juga baru aja dating.”kataku kaguk. Kemudian dia mengajakku jalan-jalan ke komedi putar. Disana aku pertama kali melihat dia bener-bener ketawa lepas, kita bemain semua yang ada disana. Aku sangat menikmatinya. Tidak terasa 2 jam telah berlalu, sepertinya baru 2 detik.
Akhrinya kami memilih duduk di pelataran toko sambil makan nasi goring favoritnya. “aku boleh bertanya sesuatu?”kata bagas mengalihkan pembicaraan. “iya boleh.”jawabku deg-deg an.” Apa yang membuat kamu suka padaku?” Tanya bagas. Aku terdiam sejenak dan aku menjawabnya.” Ee, dari awal aku melihatmu, ketika itu kita masih kelas 2, entah apa yang membuat aku menjadi sangat mengagumimu, kamu beda dan sedikit aneh, aku jadi tertarik dengan kepribadianmu, dan saat aku berusaha mencari informasi tentang kamu, aku jadi semakin suka padamu. Tidak mudah ditebak” Jawabku jujur. “oh.” Jawab bagas singkat. Glek, nyebelin sekali responnya. “kenapa saat aku mengajakmu bertemu kamu tidak datang? Aku bertanya pada bagas, maslah seminggu yang lalu. “karena aku belum siap mengecewakanmu.”jawab bagas mengalihkan pandangannya.”maksut kamu?” tanyaku heran. “seandainya saja kamu  tau apa alasanku tidak menemui saat itu karena sebenarnya aku sudah mempunyai tunangan. Seandainya saat itu kamu hadir di kehidupanku satu jam sebelum aku menerima permintaan tunanganku, mungkin saat ini aku sangat menyayangimu.”ungkap bagas. Aku terdiam, dan hamper tak percaya “seandainya juga saat itu kamu tak menerima cinta Rangga, mungkin aku sudah meminta nomer telephonmu.”tambah Bagas. “tapi..” kataku memotong ucapan bagas. “tapi kamu tak pernah tau, aku lebih dulu mengagumimu, aku sudah menyukaimu sejak kamu dihukum diaula karena tidak membawa tas saat MOS. Dulu kamu sangat memalukakan, kamu selalu melakukan hal-hal yang aneh, kamu aneh, kamu menjijikan, tapi itu yang membuat aku semakin mengagumi dan akhirnya aku menyayangimu, rev” kata bagas berusaha menyembunyikan emosinya. “tapi mengapa selama ini kamu diam, seolah kamu sungguh tak menyukai aku.” tanyaku menahan sambil terisak. “semua sudah terlambat, terima kasih untuk 3 tahun selama ini, aku tetap harus bersama bela tunanganku, aku tidak bisa lagi mencintaimu” kata terakhir bagas dan lantas meninggalkan aku yang sedang mnahan tangis. Bagas membalikan badan dan memeberikan boneka kuning”ini boneka vierramon yang kamu inginkan sejak dulu, kamu simpan.” Bagaspun langsung berlari meninggalkan aku sendiri. Hujan pun turun, air matakupun mengikuti hujan sambil memeluk boneka itu.
Setelah kejadian malam itu, aku menjadi lebih semangat lagi, mungkin ini jalan terbaik untuk kita berdua. Walaupun mulai hari ini setiap hari aku harus melihat bagas bersama tunangannya, yang ternyata dia adalah adik kelasku. Ah sudahlah masih banyak pekerjaan yang harus aku pertanggung jawabkan. “Rev, proposalmu kegiatanmu diterima.” Teriak Dimas dan menghampiriku. Happy ending.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar tidak dipungut biaya